DASAR DARI KECANTIKAN SEORANG MUSLIMAH
Oleh: Hannah Fadilah
Cantik dalam Islam adalah wanita yang dapat menjaga dirinya, menjaga penampilannya baik luar maupun dalam. Selain dapat menjaga penampilan luar dan dalam pada dirinya, ia juga harus menjaga sikap nya terhadap siapapun. Menjaga sikap tentunya tidak luput dari kata “sabar”dan “malu”. Sabar dan malu yang merujuk pada perilaku wanita adalah kunci utama wanita untuk dapat meraih syurga-Nya Allah azza wa jalla.
Mungkin dari kalian mengatakan wanita itu cantik apabila paras nya sangat menyenangkan hati jika dipandang, namun sebenarnya wanita yang cantik itu ialah diutamakan dari aplikasinya di kehidupan yang bersumber dari hati atau perasaannya. Wanita diidentikkan dengan kelembutan hati dan kepekaan perasaannya terhadap segala kejanggalan sosial yang ada disekitarnya. Namun, wanita tidaklah bebas dalam menangani segala kejanggalan-kejanggalan tersebut, sebab wanita sangat dijaga dalam islam segala perilakunya. Maka perilakunya itulah yang bisa membuat wanita dikatakan baik atau buruk. Perilaku juga mempengaruhi kecantikan seseorang yang biasa kita sebut akhlakul karimah.
Wajib bagi seorang wanita bersabar dalam taat kepada Allah azza wa jalla, mengekang nafsunya dari maksiat kepada Allah, dan menerima qadha’ dan qadar-Nya. Semua itu dilakukan harus dengan sepenuh hati, tidak berdasarkan emosi, untuk mendapatkan surga dan takut siksa Allah azza wa jalla.
Wajib bagi seorang wanita bersabar dalam taat kepada Allah azza wa jalla, mengekang nafsunya dari maksiat kepada Allah, dan menerima qadha’ dan qadar-Nya. Semua itu dilakukan harus dengan sepenuh hati, tidak berdasarkan emosi, untuk mendapatkan surga dan takut siksa Allah azza wa jalla.
Islam senantiasa menjaga kaum wanita di dalam rumahnya, yang artinya kaum wanita sangat tidak pantas jika mereka keluar dari rumahnya untuk mempertontonkan keelokannya. Allah menjadikan rumahnya sebagai tempat tinggal dan ketenangan serta memenuhinya dari hal-hal yang menyebabkannya keluar dari tempat tinggal nya. Jika ia ingin keluar maka Islam juga tidak melarangnya. Kendati demikian, Islam menetapkan etika yang harus diperhatikan oleh kaum wanita ketika ia keluar rumah. Wanita yang bertabiat baik, meskipun karena terpaksa, ia tahu bahwa keluarnya dari rumah akan membukakan pintu bagi setan, kerana itu seyogianya ia membuat pagar atau pembatas. Pagar atau pembatas yang paling kukuh adalah “rasa malu” yang kiranya bisa dijadikan bekal seorang wanita. Jikalau pagar itu rusak, niscaya dia akan terjerembab dalam kesesatan.
Tapi, jangan sampai melupakan kata “kecerdasan” juga. Sebab, wanita juga dapat dikagumi apabila ia cerdas dalam ketaatannya kedapa Allah, cerdas dalam mendidik anak-anak nya, cerdas dalam berkehidupan sosial, cerdas dalam hal keluarga dan cerdas dalam berbagai hal yang namun tidak boleh melebihi batas yang diberikan oleh islam. Kecerdasan adalah hiasan atau pelengkap kecantikan pada diri wanita. Nah jadi, wanita itu dapat dikatakan cantik apabila dasar-dasar pada dirinya seperti perilaku sabar dan malunya dapat benar-benar dijaga serta berusaha untuk menjadi cerdas untuk dapat melengkapi kecantkannya luar dan dalam, karena itu yang akan mempengaruhi sikap pada pengaplikasian di kehidupan sosial para wanita. Tapi jangan sampai lalai peniatannya. Pastikan semua yang kalian(para wanita) itu lakukan hanya karena Allah semata dan benar-benar mengharapkan balasan surga-Nya, bukan pujian-pujian yang keluar dari mulut manusia lainnya. Jika memang kamu mendapat pujian atas kecantikan yang telah kamu terapkan, percayalah itu adalah hadiah dari Allah untuk umat-Nya yang senantiasa ikhlas.
Komentar
Posting Komentar