KIDS JAMAN NOW : SEBUAH LELUCON DISKRIMINASI ANTAR GENERASI
Oleh : Muhammad Sulthan
Belakangan
ini, kita sering mendengar mengenai sebuah gurauan atau lelucon mengenai Kids
Jaman Now. Apa yang dibenat kita semua ketika mendengar sebuah kata yaitu Kids
Jaman Now? Semua beranggapan bahwa kids jaman now ialah anak jaman sekarang
yang berperilaku diluar batas kekanak-kanakan yaitu berperilaku seperti orang
dewasa dan juga banyak yang beranggapan bahwa mereka anak-anak yang berperilaku
aneh dan keterbelakangan, Sehingga dijadikan lelucon semata dan konsumsi
hiburan publik dalam sosial media di era masa kini. Anggapan itu membuat semua
orang menutup mata akan generasi yang akan meneruskan pembangunan bangsa dan
negara ini, membuat semua orang menganggap bahwa kids jaman now merupakan
generasi yang mulai terkontaminasi oleh perkembangan jaman. Pada dasarnya kids
jaman now ialah suatu lelucon perpaduan antara bahasa indonesia dan bahasa
inggris dalam kata arti yaitu “Anak Jaman Sekarang”, disaat anak jaman sekarang
di luar negeri sedang mempersiapkan dirinya untuk masa depan disisi lain anak
jaman sekarang di negeri ibu pertiwi sedang menikmati dan mengonsumsi semua
aplikasi serta kebudayaan yang masuk ke dalam negeri tanpa mengetahui dasar
dari dibentuknya aplikasi tersebut. Aplikasi dalam sosial media pada dasarnya
dibuat untuk mempermudah anak bangsa berkreasi dan cerdas dalam memanfaatkanya
bukan terbelenggu dengan aplikasi tersebut yang membuat anak jaman sekarang
hanya menikmati bukan memanfaatkannya. Hal itu yang membuat timbulnya lelucon
kids jaman now yang mempertontonkan atau menggambarkan seorang anak jaman
sekarang yang berperiaku seperti layaknya orang dewasa pada umumnya sehingga
kebanyakan orang membuat lelucon tersebut
Siapa yang harus disalahkan? Anak tersebut? Teknologi?
Orang tua? Sosial media?
Harus
diakui, memang kita pada umumnya tidak bisa langsung menyalahkan seseorang
secara subjektif yang dimana kita hanya melihat seseorang dari apa yang kita
lihat bukan bagaimana kita melihat orang tersebut. Dari apa yang kita lihat
dalam arti, kita hanya melihat seseorang dari satu sisi sehingga kita terlalu
cepat menjustifikasi seseorang dan ketika kita melihat dalam arti bagaimana
kita melihat seseorang, kita dapat melihat seseorang dari berbagai sisi sehingga
kita tidak langsung menjustifikasi seseorang. Dalam kaitan ini, seorang anak
jaman sekarang yang hanya menikmati aplikasi dalam sosial media ini harus
dilihat mengapa mereka hanya menikmati bukan memanfaatkan setiap aplikasi yang
ada. Banyak peran individu yang dapat mempengaruhi seseorang anak, Menurut
fuller dan jacobs mengenai agen sosialisasi, yaitu Keluarga, Teman bermain,
Sekolah, dan media massa. Hal itu dapat disimpulkan anak-anak jaman sekarang
melakukan perilaku tersebut dikarenakan peran keluarga yang kurang terhadap
anak mengenai penggunaan sosial media, pergaulan seorang anak yang melihat
banyaknya teman mereka yang menggunakan android atau gadget, sistem pendidikan
yang mulai menggunakan android tanpa memberitahu dasar dari penggunaan android
tersebut, dan media massa yang banyak mempertontonkan penggunaan android yang
menarik terhadap setiap anak. Dalam hal ini, kita dituntut objektif dalam
melihat persoalan kids jaman now yang selalu menjustifikasi dan menjadikan perilaku
anak-anak yang diluarbatas kekanak-kanakan sebagai konsumsi atau hiburan publik
semata sehingga kita bisa mendidik seorang anak dalam menggunakan sosial media
dengan cerdas.
Sampai kapan fenomena diskriminasi secara tidak
langsung ini terjadi?
Fenomena kids jaman now ini, pada
umumnya hanya sebagai lelucon atau hiburan kepada masyarakat agar masyarakat
yang melihat fenomena ini merasa terhibur. Namun, tak bisa dipungkiri secara
tidak langsung kita telah mendiskriminasi anak jaman sekarang dengan menontonkan
perilaku dan kepribadian mereka yang dinilai aneh dimata umum. Fenomena ini
harus dihentikan, dikarenakan kita harus membangun generasi 2000an dengan baik
dan mumpuni sehingga generasi saat ini dapat membangun bangsa dan negara ini
dimasa yang akan datang. Dengan kerjasama antar generasi 70an, 80an dan 90an
dituntut memberikan pendidikan teknologi cerdas untuk generasi 2000an yang baru
mengenal yang dinamakan teknologi. Generasi 2000an akan menjadi generasi yang
cerdas dalam membangun suatu bangsa dimasa yang akan datang nanti, dengan
menggunakan teknologi dengan cerdas dan memanfaatkannya secara efektif mereka
akan bisa menjadi Generasi Pembaharu Bangsa dimasa depan.
Komentar
Posting Komentar