ING MADYA MANGUN KARSA ITU ADALAH
MAHASISWA
Oleh : Muhammad
Sulthan Amani
Ki Hadjar Dewantara adalah seorang tokoh nasional
sekaligus pahlawan pendidikan nasional yang juga mendirikan taman siswa sebagai
wadah untuk meningkatkan perjuangan intelektual masyarakat indonesia dahulu
untuk melawan imprealisme belanda. Ya, Melawan penjajah tidak hanya menggunakan
fisik dan senjata tajam semata namun perlu adanya daya intelektual yang menjadi
fondasi dari perjuangan bangsa indonesia. Bangsa indonesia telah mengalahkan
imprealisme belanda diantaranya dengan faktor internal berupa munculnya
golongan terpelajar, hal itu menjadi salah satu tolak ukur kemenangan bangsa
indonesia melawan penjajahan belanda sampai jepang terlebih munculnya
cendekiawan muda untuk berjuang demi kemerdekaan indonesia.
Dalam
pemikirannya, Ki Hadjar Dewantara telah mewariskan semboyan yang menjadi
pemikiran besar dunia pendidikan indonesia yang pertama yaitu “Ing ngarsa sung tuladha” yang berarti
“Di depan memberikan teladan”, yang kedua “Ing
madya mangun karsa” yang berarti “Di tengah memiliki semangat dan
membangkitkan kehendak, yang ketiga “Tut
wuri handayani” yang berarti “Di belakang memberikan semangat dan dukungan
moral”. Semboyan yang merupakan sebuah pikiran besar ini bukan hanya menjadi
pedoman pendidikan saja namun, semboyan ini harus menjadi pedoman bagi bangsa
indonesia yang berintlektual untuk menjunjung tinggi pembangunan produktivitas
berpikir bangsa.
“ING NGARSA
SUNG TULADHA
ING MADYA
MANGUN KARSA
TUT WURI
HANDAYANI”
-KI
HADJAR DEWANTARA
Ing Ngarsa Sung Tuladha ialah salah satu semboyan yang dimana setiap
seseorang yang menjadi pemimpin harus menjadi teladan bagi masyarakatnya. Ing Madya Mangun Karsa adalah semboyan
penyemangat, Semboyan ini memiliki arti semangat yang tinggi dalam membangun
rasa percaya diri seseorang untuk berjuang atas nama negara. Tut Wuri Handayani ialah semboyan yang
menjadi penopang dari sebuah bangsa yang memiliki sifat penyokong masyarakat
secara intelektual, semboyan ini menjadi pedoman para guru, dosen, pemuka
agama, dan seorang motivator.
Ing Madya Mangun Karsa itu adalah
Mahasiswa. Ya, mereka bukan berperan sebagai agen perubahan tapi mereka adalah
agen perjuangan, yang berjuang bersama masyarakat dalam pengabdiannya sebagai
seorang yang berintelektual dan memiliki semangat yang tinggi dalam setiap
pengabdiannya. Seorang mahasiswa dapat dikategorikan sebagai Ing Madya Mangun Karsa, dikarenakan
mereka berada ditengah-tengah masyarakat dan memiliki jiwa muda dan semangat
juang yang mumpuni.
Mahasiswa,
Perlu adanya seorang guru, dosen, pemuka agama, dan seorang motivator yang
memberikan mereka dorongan moral serta tambahan ilmu pengetahuan yang tinggi
untuk dapat mengaplikasikan setiap pengetahuannya kepada masyarakat. Untuk itu,
Ing Madya Mangun Karsa harus memiliki
korelasi yang sangat erat dengan Tut Wuri
Handayani, karena mereka-mereka (Mahasiswa) yang berjuang untuk masyarakat,
yang bernafas bersama masyarakat hingga mati pun bersama masyarakat harus
mendapatkan ilmu pengetahuan yang signifikan dan kental akan perjuangan mereka
sebagai seorang mahasiswa.
Mahasiswa
juga harus memiliki keterikatan yang lebih erat dengan pemimpin bangsa.
karenanya, sebagai seorang pemimpin bangsa harus memanfaatkan aset (Mahasiswa)
yang dimiliki untuk kemajuan dan pembangunan bangsa dan negara. Suatu aset ini
(Mahasiswa), dimanfaatkan dengan menggunakan daya intelektual, produktivitas,
dan daya juang yang mereka miliki. Dengan demikian, Ing Madya Mangun Karsa harus memiliki kesinambungan dengan Ing Ngarsa Sung Tuladha untuk berperan
sebagai seorang mahasiswa yang mencerminkan perilaku, cara berpikir dan
kepribadian seorang pemimpin yang menjadi suri tauladan yang baik.
Oleh
karena itu, Mahasiswa harus menjadi pribadi yang benar-benar memiliki sifat Ing Madya Mangun Karsa. Dalam arti,
mereka harus memiliki semangat juang dalam melihat fenomena permasalahan masyarakat
dan juga menggunakan intelektualnya untuk menyelesaikan persoalan yang ada.
Daya kritis, saran, orasi merupakan bagian dari semangat juang yang selama ini
mahasiswa junjung tinggi dalam perannya sebagai agen perubahan. Namun, sikap
kritis tanpa adanya sebuah pengetahuan hanyalah sebuah omong kosong belaka yang
tidak menyelesaikan sebuah persoalan. Untuk itu, perlu adanya keseimbangan
antara semangat juang dan semangat intelektual seorang mahasiswa. Sehingga,
mahasiswa dapat mencerminkan sebagai Ing
Madya Mangun Karsa yang berada di tengah-tengah masyarakat dalam
perjuangannya.
Sumber Gambar : Kabar Kampus
Komentar
Posting Komentar